Desember 21, 2024

Bupati M.Nizar Minta Dinkes Segera Buat Kegiatan Dan Program Penanganan Stunting

6 min read

LINGGA, sempenanews.com – Tingginya angka stunting atau masalah kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya di Kabupaten Lingga menjadi perhatian yang sangat serius dari Bupati Lingga, Muhammad Nizar.

Bukan tanpa sebab Nizar begitu konsen dalam penanganan stunting, sebab berdasarkan data, Angka Stunting di Tahun 2019-2022 di Kabupaten lingga, masih di angka 8% secara Nasional sementara untuk di Kabupaten/kota di Provinsi Kepri, angka stunting di Kabupaten Lingga tercatat sekitar 25%.

“Angka Stunting di Tahun 2019-2021 di Kabupaten lingga, secara nasional kita masih di angka 8%, sementara untuk kabupaten/kota di Provinsi Kepri, kita (lingga-red) ada diangka 25%. Tahun 2021 di angka 13,82 persen. Stunting tersebut mengalami kenaikan di bandingkan tahun 2020 di angka 10,89 persen, untuk itu saya minta hal ini untuk menjadi perhatian secara serius oleh Dinas Kesehatan Lingga,” Kata M. Nizar pada pembukaan acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Lingga dalam rangka penyusunan RKPD Kabupaten Lingga Tahun 2023 di Balai Agung Negeri Bunda Tanah Melayu (Aula Kantor Bupati Lingga), Kamis, (22/4/2022).

Untuk itu, M. Nizar menekankan agar Dinas Kesehatan (Dinkes) segera membuat program dan kegiatan yang menyentuh langsung dalam penanganan Stunting, bahkan dia juga meminta agar Dinas Pertanian untuk ikut membantu Dinkes penanganan stunting dikarenakan banyak anak-anak di Kabupaten Lingga yang masih kekurangan serat.

“Saya minta Dinas Pertanian ikut membantu Dinas Kesehatan untuk penanganan stunting ini, karena banyak anak-anak kita yang masih kekurangan serat,” pesannya.

Sementara itu, terkait penekanan angka stunting di Kabupaten Lingga, sebagaimana yang disampaikan oleh Bupati Lingga, Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga melalui Kasi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Dinkes Lingga Dwi Fitria mengatakan, bahwa persoalan stunting harus secara konferhensip (baca = menyeluruh) tidak bisa dilihat hanya dari sisi kesehatan saja namun juga berkaitan dengan hal-hal lain seperti air bersih, sanitasi layak, ketahanan pangan keluarga dan pola asuh dalam keluarga.

“Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan agar semua proses penanggulangan stunting bisa berjalan sukses yakni komitmen bersama, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring program,” jelasnya

“Untuk mempermudah pemahaman, setiap pelaku serta memfokuskan kegiatan konvergensi pencegahan stunting di desa bagi sasaran rumah tangga, dan perlu beberapa intervensi diantaranya konseling gizi terpadu, air bersih dan sanitasi, jaminan sosial dan kesehatan, pendidikan anak usia dini dan kesehatan ibu dan anak” sambungnya.

Namun lanjut Dwi salah satu yang harus dilakukan adalah meningkatkan  pemantauan terkait tumbuh kembang anak di setiap posyandu tiap bulannya.

“Untuk itu kami akan lakukan peningkatan pemantauan pertumbuhan anak disetiap posyandu,” ujarnya

Dikatakan Dwi, salah satunya di bulan februari 2022 kemarin karena itu adalah bulan operasi timbang.

“Jadi melalui bulan operasi timbang ini lah diharapkan kita bisa memantau kondisi balita stanting di Kabupaten Lingga,” bebernya

Untuk tahun 2022 ini berdasarkan data tahun 2021 di Kabupaten Lingga terdapat 15 lokus untuk pemantauan stuntung yang terdiri dari 8 Kecamatan.

“Yang terbanyak itu di Kecamatan Lingga,” pungkasnya.

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya. Anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai dengan usianya atau bila dibandingkan dengan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir.

Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau sangat kurus dari usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan wasting bila anak memiliki tubuh yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat kurus, disertai adanya gangguan perkembangan otak dan keterlambatan kemampuan anak.

Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi buruk (malnutrisi), infeksi berulang, dan stimulasi atau perawatan psikososial yang tidak memadai pada anak dari 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun.

Masalah stunting atau anak yang kerdil tentu akan berdampak buruk bagi kehidupan anak, termasuk gangguan sistem kekebalan tubuh, gagal tumbuh, masalah fungsi otak dan perkembangan organ, rentan infeksi, gangguan fisik dan mental, serta mengancam produktivitas dan fungsi hidup di masa depan.

Adapun Penyebab Masalah Stunting Adalah

1. Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil.
Penyebab stunting yang paling utama adalah masalah kekurangan gizi saat ibu mengandung bayi. Ibu hamil tersebut mungkin sakit malaria, hipertensi, HIV/AIDS, atau riwayat penyakit lainnya yang juga memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan.
Stunting bisa juga terjadi bila ibu hamil tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi seperti kalsium, zat besi, asam folat, omega-3, serta vitamin dan mineral penting lainnya. Akibatnya, janin di dalam kandungan juga tidak mendapat nutrisi yang memadai, lahir dengan berat badan rendah, risiko gizi buruk, atau komplikasi lain.

2. Infeksi atau Penyakit Menular.
Dilansir dari Jurnal Nestlé Nutrition Institute, Switzerland/S (2018), bayi berisiko terpapar banyak penyakit berbahaya, penyakit menular, infeksi akibat mikroorganisme, kerusakan usus, diare, atau gangguan pertumbuhan lainnya tanpa gejala pada usia 3-5 bulan hingga semakin terlihat pada usia 6-18 bulan.
Bila tidak segera mendapat penanganan medis atau dibiarkan, itu dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Dapat memicu gizi buruk, stunting, atau wasting, terlebih lagi akibat penyakit tanpa gejala yang mungkin anak alami.

3. Kurang Gizi.
Sejak masa kehamilan, baru lahir, dan periode emas (golden age), anak membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Bukan hanya untuk kesehatan otak, namun juga kesehatan fisik, mental, emosional, dan kognitif. Maka dari itu, orang tua harus memenuhi kebutuhan gizi anak dengan lengkap, yaitu berikan si Kecil makanan sehat setiap hari, susu, vitamin, dan suplemen makanan bila perlu. Orang tua juga harus waspada pada penyebab anak tidak mau makan. Jangan sampai anak tidak nafsu makan hingga memicu kurang gizi atau malnutrisi. Kekurangan gizi kronis pada anak dalam waktu lama akan berisiko stunting dan wasting.

4. Pola Pengasuhan yang Tidak Memadai.
Orang tua mungkin belum memahami pola pengasuhan yang baik untuk anak dan kurang pengetahuan tentang pentingnya gizi untuk anak. Kondisi ini dapat membuat anak terabaikan, kekurangan asupan nutrisi, sehingga mengalami gangguan pertumbuhan yang berisiko fatal.

5. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Bila anak lahir di lingkungan yang kekurangan akses makanan bergizi dan air bersih, anak-anak akan berisiko malnutrisi dan gagal tumbuh. Gangguan pertumbuhan masih rentan terjadi di negara miskin dan negara berkembang akibat kesulitan akses makanan, harga makanan mahal, atau terbatasnya akses kesehatan yang memadai.

Cara Mencegah Stunting Pada Anak

Cara mengatasi stunting adalah dengan memberi anak nutrisi yang memadai sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Pelajari cara mencegah stunting pada anak berikut ini:

1. Penuhi Nutrisi Selama Kehamilan
Ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang selama kehamilan, bahkan sebelum masa kehamilan. Ini untuk memastikan bahwa janin akan mendapat nutrisi yang optimal di dalam rahim, lahir sehat, dan juga mendapat bekal nutrisi yang baik setelah lahir.

2. Penuhi Nutrisi Si Kecil dengan Optimal
Cara mencegah stunting adalah dengan memberikan buah hati Anda nutrisi lengkap dan asupan bergizi. Nutrisi penting dan esensial untuk si Kecil adalah vitamin (A, B kompleks, C, D, E, dan K), mineral (kalsium, magnesium, fosfor, sulfur, sodium, kalium, dan klorida), protein, lemak sehat, karbohidrat, dan cairan.

Setelah itu, orang tua disarankan memberi si Kecil susu bernutrisi yang  sesuai dengan usianya. Manfaat susu untuk menjaga sistem imun, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, memproduksi energi, menutrisi otak, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

3. Mempraktikkan Kebersihan yang Benar
Masalah stunting juga dapat dipicu akibat kebersihan lingkungan yang buruk. Maka dari itu, orang tua dan seluruh anggota keluarga harus mempraktikan kebersihan yang tepat, misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.

4. Mengatasi Anak yang Susah Makan
Salah satu pemicu gizi buruk adalah akibat anak yang susah makan. Ada beberapa penyebab anak tidak mau makan, termasuk alergi atau intoleransi makanan, refluks, muntah, diare, sembelit, kolik, atau kondisi kesehatan yang lebih serius lainnya.

5. Konsultasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan
Orang tua harus telaten memberikan si Kecil makanan bergizi seimbang setiap hari. Selain itu, penting untuk konsultasi kesehatan anak secara rutin baik di Posyandu, Puskesmas, atau pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Penulis : IKA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *