Potensi Prapat Tunggal di Usia Ke-8 Di Mata Misliadi Anggota DPRD Provinsi Riau
3 min readBENGKALIS,sempenanews.com- Setelah 8 tahun yang lalu, akhirnya Desa Prapat Tunggal dimekarkan menjadi sebuah Desa sampai hari ini telah menampakkan kemajuan-kemajuannya.
Hal ini dikatakan anggota DPRD Provinsi Riau, Misliadi. Ia meyampaikan “Nampak kemajuan, kemajuan, kemajuannya terutama di bidang infrastruktur. Ide dan gagasan untuk mengangkat katakanlah kearifan lokal itu luar biasa, tidak ada istilah terlambat misalnya dari sebutan desa menjadi sebutan kampung. Ini juga seharusnya menjadi identitas bagi daerah Kabupaten Bengkalis yang seharusnya bisa ditanggapi dan bisa dirubah karena ini tergantung Perda (Peraturan Daerah) saja karena dalam Undang-undang tentang desa juga mengakomodir identitas lokal atau kearifan lokal di mana panggilan desa bisa saja disebut panggilan kampung atau kepenghuluan. Ini sah-sah saja tinggal bagaimana gerakan politik dan keinginan politik daerah Kabupaten Bengkalis saja sebenarnya itu,” kata anggota DPRD Provinsi Riau, Misliadi kepada sempenanews.com, Pada Kamis (2/12/2021) semalam.
Kemudian, bagaimana mengangkat potensi daerah, kata Misliadi pula Prapat Tunggal luar biasa hari ini, Prapat Tunggal dikenal sebagai wilayah nelayan, selain nelayan juga wilayah wisata yang telah ditetapkan Bupati Bengkalis sebagai Desa Wisata.
Kemudian, kata Misliadi lagi potensi perikanan di Prapat tunggal sangat luar biasa manfaatkan untuk yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan daerah baik itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya maupun PAD (Pendapatan Asli Desa)-nya tapi pariwisata (Disparbupora Kab. Bengkalis) juga sangat mendukung dikaitkan dengan potensi perikanan mereka. Tinggal bagaimana pemerintah daerah (Bengkalis) dan pemerintah desa (Prapat Tunggal) bersinergi memaksimalkan potensi ini sehingga menjadi pendapatan atau sumber pendapatan sehingga masyarakat di sana bisa lebih sejahtera selain nelayan yang sudah ada nelayan tradisional yang sudah ada. Bisa saja misalnya pemerintah desa dan pemerintah kabupaten membuat sarang-sarang ikan di perairan Prapat Tunggal sehingga mungkin bisa saja di kembangkan wisata mancing di sana. Ini kan bisa terjadi, selain nelayan yang sudah ada yang jaring di tengah-tengah laut segala macam itu, bisa saja kan pemerintah membuat sarang-sarang ikan nanti dijadikan wisata mancing sehingga masyarakat atau BUMDes (Prapat Tunggal) bisa berusaha di sana, apakah sewa sampan, sewa pompong,” terang Misliadi.
Misriadi yakin kalau sarang-sarang ikan dibuat di laut Prapat Tunggal, ikannya luar biasa. “Karena Prapat Tunggal bersentuhan langsung dengan Selat Melaka yang lautnya luar biasa, menurut saya ini bisalah dijadikan sumber pendapatan di sana,” tambahnya.Saya jurnalis media ini menanyakan jemput bola dana baik pusat maupun provinsi, Misliadi pun memberikan jawaban. “Pastinya ada karena desanya kan sudah ditetapkan sebagai desa pariwisata. Pariwisata juga salah satu prioritas di negara kita untuk dikembangkan. Kalau menjemput dana pasti ada. Di provinsi (Riau) juga pasti ruang-ruang itu ada cuman memang tahun 2022 ini, anggaran kita sangat terbatas karena memang masih kecil baik pendapatan asli daerah kita masih kecil sehingga APBD provinsi itu hanya berkisar 8 triliunan, masih kecil. Tapi, ada ruang-ruang untuk pengembangan sektor perikanan dan pariwisata. Pusat juga pasti ada, tinggal bagaimana kita melakukan komunikasi dengan stakeholder yang ada di provinsi dan hal ini pemerintah provinsi atau stakeholder yang lain, juga di pusat seperti itu juga. Harus berkomunikasi apakah dengan kementerian (Kementerian Perikanan dan Kelautan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) melalui DPR RI yang jelas pariwisata dan kelautan ini menjadi salah satu program prioritas yang dikembangkan negara kita hari ini. Menurut saya ini harus dimanfaatkan harus dimanfaatkan makanya kita harus menjalin komunikasi gitu. Kami selaku anggota DPRD Provinsi Riau dapil (Daerah Pemilihan) Bengkalis, Meranti dan Dumai menyambut ini dengan baik. Saya sudah membuka diri kepada teman-teman terutama di desa-desa yang punya potensi wisata dan perikanan sudah berkomunikasi dan apa yang menjadi harapan mereka itu sudah kita perjuangkan memang hasilnya belum maksimal karena keterbatasan APBD kita di provinsi. Saya menyarankan pemerintah desa agar memanfaatkan sumber yang sudah ada misalnya dana desa yang sudah ada, dikembangkan, dimanfaatkan betul untuk memaksimalkan potensi yang sudah ada ini supaya betul-betul terwujud artinya Prapa Tunggal yang selama ini dikenal dengan kampung nelayan, ini harus dipertahankan jangan sampai kalah dengan daerah lain. Yang kedua, sudah ditetapkan juga oleh Bupati kita sebagai Desa Pariwisata, ya ini dimanfaatkan betul dengan status ini untuk menjemput APBD baik APBD kabupaten (Bengkalis), provinsi (Riau) maupun pusat. Ini bisa dijadikan alasan tinggal bagaimana kita pemerintah Desa berkomunikasi dengan stakeholder yang ada,” terang Misliadi panjang lebar.
“Selamat ulang tahun bagi Desa Prapat Tunggal yang ke-8, semoga dengan perayaan ulang tahun yang ke-8 ini, pemerintah desa bersama BPD, bersama perangkat-perangkat yang lain terus semangat dan mampu menciptakan kreativitas, inovasi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Semoga Desa Prapat Tunggal semakin dikenal baik di sektor wisatanya maupun di sektor perikanannya. Sekali lagi, selamat,” ucap Misliadi di akhir wawancara.
Begitulah penilaian Misliadi yang pada tahun 2003 silam melakukan survei untuk skripsi S1-nya.
Penulis : Riz