Desember 11, 2024

Roby punya gagasan besar membangkitkan wisata sejarah dan budaya di Bintan

2 min read

BINTAN,sempenananews.com- Kabupaten Bintan sebagai Daerah di jazirah Melayu nyatanya mempunyai jejak sejarah cukup panjang. Tak kurang dari 8 abad (1160 – 2022), Bintan mengukir beragam corak dan peradaban. Hal ini pula lah yang menjadi tolak awal Plt Bupati Bintan Roby Kurniawan sangat bersemangat untuk mengangkat kembali sejarah yang dikhawatirkan akan lekang oleh pergerusan zaman.

Dengan semangat ini lah Roby memiliki gagasan besar untuk membangkitkan wisata sejarah dan budaya di Bintan. Hal itu terlihat saat Bincang Budaya dan Sejarah bersama Tokoh Budayawan dan Sejarawan Kepri Datok Rida K. Liamsi Tokoh Budayawan Tambelan, Tokoh Budayawan Penyengat, Pakar Seni Rupa, Antropolog serta beberapa sejarawan Kepri lainnya, Selasa (24/5) di Ruang Rapat II Kantor Bupati Bintan.

Dalam kesempatan ini Roby sempat menyampaikan kalimat yang dikutipnya bahwa “Bintan Pemula dan Bintan Penyudah” yang maksudnya sejarah bermula di Bintan dan kembali lagi ke Bintan. Dari pemaparan sejarah yang cukup singkat, Roby kemudian mengajak seluruh Budayawan dan Sejarawan yang hadir agar sama seiring dan padu pakat dalam mewujudkan harapan ini.

“Bismillah kita mulai niat baik ini. Saya pribadi sangat takjub kadang kalau membaca sejarah-sejarah tentang Bintan. Ini yang harus dunia tahu bahaa perabadan di Bintan sudah dimulai ratusan tahun lalu” ungkapnya.

Ditambahkannya juga bahwa progres ke depan adalah mempersiapkan beberapa langkah awal yang kemudian direalisasikan.

“Bisa pelan-pelan kita coba di setiap pintu masuk wisata kita tampilkan deskripsi singkat tentang sejarah Bintan. Khusus di titik-tirik sejarahnya perlahan kita mulai angkat elemen-elemen fisiknya” tambah Roby.

Dalam diskusi ringan ini pembahasan difokuskan pada sejarah yang sering didengar sampai yang bahkan belum pernah didengar banyak orang. Mulai dari sakralnya kawasan Bukit Batu, Tapak sejarah Hang Tuah, makam Waliyullah di Timur Bintan hingga gagahnya Tambelan di masa penjajahan Portugis.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *