Jumaga Nadeak SH. soroti kinerja Gugus Tugas Percepatan penanganan COVID-19 Prov Kepri yang belum maksimal
2 min readTanjungpinang,sempenanews.com- Habiskan anggaran APBD untuk Percepatan penanganan COVID Rp.170 Milliar, grafik kasus positif COVID-19 di Provinsi Kepulauan Riau terus mengalami kenaikan.
Hal ini sesuai data Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepri, secara kumulatif hingga Agustus 2020, kasus positif COVID-19 di Kepri terus bertambah hingga 1.024 kasus.
Pada September 2020, angka tersebut kembali melonjak hingga 100 persen yang mengakibatkan jumlah kasus COVID-19 di Kepri naik menjadi 2.235 kasus.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 1.543 pasien dinyatakan sembuh, 59 orang meninggal dunia, Sementara 633 pasien COVID-19 lainya, hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit atau dikarantina mandiri.
Menanggapi hal itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kepri TS Arif Fadillah, mengatakan, tingginya kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kepri berasal dari kluster luar daerah, Terutama orang-orang yang datang dan masuk ke kepri dari daerah zona merah.
“Memang kita akui cukup tinggi, terutama di Batam dan Bintan. Kalau Tanjungpinang cenderung menurun,”kata Airf Fadillah di Gedung Daerah, Provinsi Kepri, Kamis (1/10/2020) kemarin.
Kepada warga yang baru pulang dari zona merah, Arif juga menghimbau, agar memiliki kesadaran melakukan rapid test dan swab. Tujuanya untuk menjaga diri sendiri dan juga mencegah penularan pada orang lain.
Penyebab lain lanjut Arif, rendahnya tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, juga menjadi menyebabkan tingginya kasus positif COVID-19 di Kepri.
“Makanya, kalau kita konsisten disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak. Insya Allah akan terhindar dari virus itu dan angka penularan akan semakin kecil,”imbuhnya.
Disislain, dikatakan Aif, terjadinya lonjakan kasus positif COVID-19 belakangan ini di Kepri, juga membuat para tenaga medis di Rumah Sakit, kini mulai kewalahan.
Namun demikian, Arif tetap menjamin, jika sampai hari ini seluruh tenaga medis di Kepri itu masih mampu untuk mengatasi.
“Alhamdulillah sampai hari ini tenaga medis kita masih mampu, meskipun kita akui kewalahan. Terutama karena penambahan pasien yang cukup banyak seperti di Batam dan Bintan,”tuturnya.
Ditempat terpisah, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak menyoroti kinerja Gugus Tugas Percepatan penanganan COVID-19 Kepri yang belum maksimal. Menurutnya, kendati penggunaan anggaran sudah sangat besar, namun kinerja Gugus Tugas masih belum maksimal.
Hal itu dikatakan Jumaga, menanggapi belum tuntas dan selesianya rapat kerja tentang Pertanggungjawab Anggaran Penanganan Covid-19 yang dilaksanakan Pemerintah dengan Banggar DPRD Kepri, hingga menjadi salah satu penyebab belum masuknya draf KUA PPAS APBD Perubahan TA 2020 ke DPRD Provinsi Kepri.
Jumaga mengatakan, berdasarkan paparan pemerintah, dari Rp.230 Milliar rencanaan refoccusing anggaran penanganan COVID-19 yang dibuat, Hingga saat ini sudah digunakan Rp.170 Milliar.
Alokasi anggran itu, digunakan untuk kebutuhan tim Gugus Tugas COVID-19 Kepri, Kesehetan, Jaringan Pengaman Sosial (JPS) berupa bantuan sembako, serta bantuan pada instansi vertikal (TNI-Polri) yang terlibat dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Kepri.
“Dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, meskipun penggunaan anggaran sudah mencapai Rp170 miliar, Namun dari sisi kinerja masih kurang memuaskan,”ujarnya.
Atas hal itu, DPRD Kepri menuntut, agar pemerintah provinsi Kepri dan Gugus tugas dapat meningkatkan kinerja dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di Provinsi Kepri, hingga kasus positif dan angka kematin kasus COVID-19 di Kepri tidak mengelami penambahan. (Red)